Rasulullah bersabda: "Siapapun yang bersyahadat akan masuk surga."
Kemudian ada sahabat yang bertanya, "Meskipun ia berzina?"
"Iya", jawab Rasul.
"Meskipun ia mencuri ya Rasulullah?", tanyanya lagi.
"Iya", jawab Rasul.
"Bagaimana kalau saya sampaikan hal ini kepada para sahabat ya Rasulullah?"
Rasul menjawab, "Jangan sekarang, . . . ."
Begitulah kutipan percakapan antara Rasul dan sahabatnya saat beliau sedang syi'ar di Mekah sejak Rasul berumur 35 tahun, yang dilakukannya selama 13 tahun.
Selama 13 tahun itu dalam upayanya menyebarkan ajaran agama Islam, Rasullah tidak pernah membahas tentang kewajiban shalat, zakat, puasa, apalagi haji.
Beliau hanya berusaha untuk mengenalkan ajaran agama Allah SWT dan berusaha untuk mengajak orang-orang pada zaman itu berhenti menyembah berhala.
Kita diwajibkan untuk tunduk kepada perintah Allah dan Rasulullah sebagai konsekuensi dari kalimat syahadat yang telah kita ucapkan.
Sedangkan syirik, adalah dosa yang tidak diampuni oleh Allah, "Jika kita syirik, maka agama kita tidak akan berguna".
Sebagai manusia, sebaiknya kita berusaha untuk menghindarkan diri dari perbuatan dosa yang terkadang kita sadari atau tidak kita sadari.
Dosa-dosa yang ada dibagi menjadi tiga bagian:
1) Dosa munkafir, yaitu dosa yang menyebabkan kufur. Seperti syirik (menyekutukan Allah).
2) Dosa besar. Seperti zina, judi, mencuri, mabuk-mabukan.
Dalam surat Al-Baqarah 219 diterangkan,
"Judi dan minuman keras itu dosa tapi ada manfaatnya. Tetapi dosanya lebih dari manfaatnya".
3) Dosa kecil, yaitu berupa dosa harian. Seperti membicarakan keburukan orang lain.
Ada sahabat yang bertanya kepada Rasulullah, "Jika seseorang tidak berbuat syirik tapi berzina ya Rasulullah, apakah ia akan masuk surga?"
"Iya, tapi suatu saat nanti setelah ia merasakan siksaan di neraka" jawab Rasul.
"Kapan ia akan masuk surga?" tanya sahabat.
Rasul menjawab, "Setelah dosa zina dihilangkan oleh Allah, dibakar di neraka selama ribuan tahun, padahal siksaan 1 hari = 50.000 tahun di neraka."
Setiap orang yang mengaku muslim pastinya telah bersyahadat. Tapi apakah cukup dengan mengucapkan kalimat syahadat, ia sudah yakin bahwa dirinya akan masuk surga nantinya? . . . .
Sesungguhnya konsekuensi syahadat ialah tunduk kepada perintah Allah dan Rasulullah.
Yang menjadi pertanyaannya adalah, "Sudahkah kita benar-benar menjadi seorang muslim yang tunduk pada perintah-Nya?"
Sesungguhnya dalam kalimat syahadat itu mengandung makna:
1) اَشْهَدُاَنْالَااِلَهَ اِلَّااللهُ
Bahwa kita yakin tidak ada sesembahan selain Allah dan kita musuhi semua sesembahan selain Allah.
2) وَاَثْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا رَسٌؤلُ اللهِ
Menurut surat Ali Imran (31) : "Kalau kita benar-benar cinta pada Allah, ikutilah aku (Rasulullah), pasti Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian."
Dalam surat Al-Ahzab (24) juga diterangkan, "Telah ada pribadi dalam Rasulullah yaitu uswatun hasanah (teladan yang baik). Kita menjadikan beliau suritauladan dan yakin semua yang disabdakan Rasulullah pasti terjadi, bahkan yang tidak masuk akal pasti akan terjadi."
** "Berbahagialah kita, Allah telah memberi hidayah (Islam) kepada kita dan keluarga."
"Meskipun semua berbuat syirik dan menyemarakkan kebid'ahan,
kita upayakan keluarga kita tidak berbuat syirik dan tidak menyemarakkan kebid'ahan".
Sumber:
Ringkasan berdasar Kajian Bersama Usztad Abdul Karim
@ Masjid Asy-Syifa
Mohon maaf apabila ada salah dalam menyerap isi kajian ini...
Thanks. ~(‾▿‾~)(~‾▿‾~)(~‾▿‾)~